Ketika ibu saya dan juga saya tidak komunikasi sama sekali selama satu bulan penuh. Dan, kalian tau apa yang saya rasakan? Gamang... seolah tak dianggap dan berbagai perasaan yang campur aduk lainnya.
Ada beban yang menyesakkan dalam hati. Mungkin gak akan menjadi masalah ketika sebelum terputusnya komunikasi tak ada sesuatu yang terjadi sebelumnya.
Tapi apa yang saya alami ini sedikit berbeda. Alasan komunikasi terhenti adalah karena beberapa alasan. Dimana jujur saya akui dan tau bahwa saya sudah menjadi anak yang mengecewakan orang tua saya.
Sedikit yang bisa saya ceritakan, salah satu penyebabnya adalah keinginan ibu saya yang ingin saya pulang dan menikah secepatnya. Pulang! Itu hal yang paling beliau inginkan. Tapi ya itu.... Menolak juga selalu menjadi pilihan saya.
Ya... saya sudah hidup terpisah dengan orang tua sejak saya masih sekolah tingkat pertama, tingkat atas, lalu melanjutkan kuliah diluar kota dan akhirnya memutuskan untuk bekerja diluar kota juga. Dan pastinya juga sangat jauh dengan mereka.
Saya hanya bisa mengunjungi mereka setahun sekali. Pas waktunya lebaran idul fitri tiba. Dan komunikasi via telpon adalah satu-saunya penyambung dan yang selalu mendekatkan saya dengan ibu saya dan saudara-saudara saya yang lainnya.
Ketika berkali-kali saya berjanji akan pulang dan mencari pekerjaan seperti maunya mereka. Tapi sampai sekarang belum juga saya penuhi. Alhasil sepertinya ibu saya kesal. Saya sangat tau ungkapan kekecewaan yang selalu ibu saya ungkapkan.
Sepert halnya saat itu, beliau mengeluarkan kata-kata yang cukup menyesakkan dada, dan telpon pun langsung terputus. Saya cuma bisa bengong, untuk menelpon balikpun saya gak berani.
Sepert halnya saat itu, beliau mengeluarkan kata-kata yang cukup menyesakkan dada, dan telpon pun langsung terputus. Saya cuma bisa bengong, untuk menelpon balikpun saya gak berani.
Satu bulan? Saya pikir. Aduuhh...
Ini sudah cukup lama sekali ibu saya tak menelpon saya? Pasti ibu saya sangat marah, saya pikir. Dan seperti saya bilang diatas tadi. Saya pun juga takut untuk menelpon mereka.
Ini sudah cukup lama sekali ibu saya tak menelpon saya? Pasti ibu saya sangat marah, saya pikir. Dan seperti saya bilang diatas tadi. Saya pun juga takut untuk menelpon mereka.
Pada akhirnya, satu hari setelah tepat satu bulan tidak saling kemunikasi. Akhirnya ibu saya menelpon saya.
Sumpah...!
Saya meweeek, pas ibu saya telpon. Hiks...Hiks....
Tanpa suara, jadinya pas telponan. Saya cuma jawab satu persatu apa yang ibu saya tanya seperti biasanya.
"Sehat nak? --- Sehat
"Lama ya tak gak telponanan? --- Iya
"Masih ditempat kerja ya? -- Iya
"oooo.....
Dan, telponan berakhir setelah ibu saya bilang. "Sudah ya,... baik-baik aja disana ya, hati-hati. --- Iya (Jawab saya lagi)
Telpon pun ditutup.
Jawabnya satu-satu ee...
Gak seperti biasanya saya. Yang selalu bisa bicara berlama-lama dengan ibu saya. Dan bercerita banyak hal. Dari hal-hal penting dan gak penting lainnya.
Tapi sepertinya ibu saya tau perasaan saya. Malamnya, sebelum saya menerima telpon. Saya gak bisa tidur semalaman, teringat banget kata-kata ibu saya. Sedih iya... Pengen nangis apalagi. #Baper
Apa ibu saya marah banget ya? Saya pikir.
Dan alhamdulillah, besoknya ibu saya telp. Sumpah...! Saya seneng banget. Beban dan rasa sesak didada rasanya langsung hilang. Tenaaang rasanya.
Saya pikir, emak saya sepertinya tau kalo saya lagi "GALAU" Ha-ha-ha
Ya... saya anggap inilah kelebihan kontak batin antara ibu dan anaknya. Dimana, ibu saya selalu selalu tau apa yang saya rasakan meskipun tidak didekat saya.
I Love you MOMMY
2 Komentar untuk "Apa Ini Namanya Kontak Batin?"
Wah 1 bulan lama banget tanpa komunikasi, lah wong saya aja paling 2 hari teleponan. Tapi yang pasti ibu kangen banget itu, mending pulang aja dulu sebentar, hihihi
Hehe... Bener banget
Pulang? Memang lagi dipikirkan, pulang apa nggak.