Datye.Com - Tidak terlalu bisa dan
suka menanggapi setiap tulisan-tulisan yang tidak enak dibaca, apalagi
harus debat kusir yang tidak jelas. Karena yang ada hanya orang-orang
yang merasa paling hebat dan merasa paling benar. Kadang coba untuk
memberi pengertian tapi kadang dianggap menggurui.
Mungkin lebih baik saya
coba menanggapi dilapak sendiri, tidak ditujukan buat siapa-siapa. Tapi
hanya ungkapan rasa dalam hati yang tidak setuju dengan beberapa tulisan
yang sudah pernah saya baca
“Jilbab" sudah beberapa
hari ini selalu menjadi topic pembicaraan. Sefti Sanustika istri
Fathanah, saya sebut Fathanah saja, bukan ustad Fathanah, sebutan ustad
bagi saya adalah sebutan yang sangat berharga dan untuk orang berharga
yang memang layak untuk dihargai dimana dia bisa memberikan contoh yang
baik buat orang banyak khususnya buat keluarga sendiri baik itu istri
ataupun anak.
Katanya melepas jilbab
untuk mencari ketenangan saja, rasanya aneh mencari ketenangan koq
dengan melepas jilbab?”. Ada banyak pendapat, ada yang sah-sah aja. Ada
yang bilang ya tidak masalah yang pentingkan hatinya. Ada yang bilang
buat apa pake jilbab kalau hatinya belum dijilbab. Macam-macam dech
pokoknya. Ya terserah orang mau berpendapat. Jadi terserah saya juga
duunnkk kalo berpendapat bahwa kasssiiiiiaaannnn ya?”. Hehehe,.. memang
itu pendapat ya. Tauuu deh.
Jilbab adalah basic dalam
dalam beragama, (Baca Al-ahzab ayat 59 dan An-Nur 31) berisi tentang
perintah jilbab. Sama seperti shalat. “Shalat wajib ya?” semua orang
tau. “Jilbab juga wajib hukumnya, dan wanita muslimah juga harus tau
itu.
Seorang wanita yang
mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk dan patuh kepada seluruh
perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya,yaitu terdiri
dari jilbab dan pakaian yang menutup seluruh anggota tubuhnya,berlengan
panjang sampai pergelangan tangannya dan memakai rok yang menutup
sampai mata kakinya.
Sadar ataupun tidak
setiap kali kita melakukan shalat 5 waktu kita senantiasa bersumpah
kepada Allah SWT, "La syarikallahuwabidzalika ummirtuwa anna minal
muslimin. " Yang artinya "Tiada syarikat bagi Engkau dan aku mengaku
seorang muslimah" kalimat sumpah dan janji kepada Allah Untuk mentaati
Perintahnya dan Menjauhi larangannya senantiasa kita ucapkan di dalam
shalat. seseorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat
hukumannya didalam neraka. “Jilbab adalah perintahnya?” Kalau kita tidak
jalankan artinya kita ingkar terhadap perintahnya.
Jadi, tidak ada alasan
bahwa memakai jilbab itu harus siap dulu hatinya. Karena kalau menunggu
siap, kapan siapnya?” bukankah akan lebih baik kalau pakai saja dulu,
sambil berusaha memperbaiki diri, dalami maknanya, cari tau apa
tujuannya. insyaAllah lama-lama pasti siap. Allah akan memberikan
hidayah dan kekuatan kepada orang-orang yang berusaha dan berdoa dalam
kebaikan, insyaAllah.
Orang yang bilang “Buat
apa pakai jilbab kalau hati tidak siap” itu sama dengan perumpamaan
“Buat apa shalat kalau tidak khusuk”. Betul tidak?! Atau buat apa
sedekah kalau tidak ikhlas”. Hhhh…. Rasanya kasian ya? Dengan
alasan-alasan ini kita jadi tidak melakukan kebaikan, bukan kebaikan
lagi, tapi kita mengabaikan perintah sang Pencipta, Allah SWT.
Dalam Al-Quran tidak ada
tuch tertulis, bahwa shalatlah kamu ketika kamu khusuk saja, atau
berjilbablah kamu ketika kamu siap saja, atau sedekahlah kamu ketika
kamu ikhlas saja. Tidak adakan??
Jadi, pake jilbab tidak
perlu nunggu siap. Karena malaikat maut cabut nyawa kita juga tidak
nunggu kita siap dulu. “Padahal enak ya. kalau nyawa kita dicabut pas
kita sudah siap. Jadi puas-puasin dulu bikin maksiat. Tapi sayaaang
binggiit mati tidak nunggu kita siap. Langsuung cabuuuttt, braaakkk.
matilah si fulan. Hmmmm….. mati dalam kemaksiatan. Nauzubillahiminzalik
Walaupun memang wanita
berjilbab itu dituntut untuk lebih menjaga sikap, menjaga tingkah laku,
menjaga pergaulan. Sebenarnya yang tidak memakai jilbab juga di tuntut
berkpribadian seperti itu. Hanya saja wanita berjilbab di tuntut lebih,
karena apabila melakukan sebuah kemaksiatan yang selalu jadi objek
kesalahan ya jilbabnya. Padahal kalau kita mau berpikir besar yang salah
bukan jilbabnya. Tapi, memang orangnya yang bermasalah.
Tapi, kalaupun ada wanita
berjilbab yang melakukan kesalahan, “Melepas jilbab bukan sebuah
solusi, tapi perbaiki Akhlak, itulah solusinya.
Ini sedikit kata-kata yang saya kutip di pagenya ustad Felix Siauw, bagus banget buat jadi bahan renungan :
- Bukan kenakan hijab lalu engkau jadi beriman | namun engkau beriman karenanya kenakan hijab
- Bukan engkau sudah baik karena kenakan hijab | namun engkau inginkan yang baik karenanya kenakan hijab
- Bukan karena diganggu lantas engkau kenakan hijab | namun karena engkau kenakan hijab karenanya tiada gangguan
- Berhijab bukan pernyataan 'Ya Allah, aku bebas maksiat!' | berhijab itu sederhana pernyataan 'Ya Allah, aku ingin taat'
Tag :
OPINI
1 Komentar untuk "Jilbab, Harus Menunggu Siapkah?!"
setuju...tidak alasan bagi kaum muslimin yang tidak berjilbab, semua kata dan alasan taklah berarti dan berlaku bagi apa yang telah di perintahkan agama