Datye.Com | Bid'ah, Entah kenapa kata-kata itu selalu mengganggu pikiran saya. Ditambah lagi setelah saya memimpikan kakek saya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Disana saya lihat kakek saya sedang berjalan dengan kondisi wajah tanpa ekpresi berjalan melewati saya yang sedang berjalan kearahnya.
|sumber| |
Saya panggil-panggil kakek saya, tapi kakek saya seperti tak mendengar panggilan saya. Akhirnya kakek saya menghilang. Saya terbangun dengan perasaan sedih sekali dan saya menangis. Itu sekitar pukul 3 dini hari.
Biasanya kalo mimpi seperti itu, kata orang-orang orang-orang tua, kirim doa aja, bacain fatihah atau apa gitu. Biasanya saya lakuin. Tapi kali ini saya gak bacain dan kirim doa sama sekali, karena dalam hati saya.
"Kira-kira doa saya sampai gak ya ke kakek? dalam hati saya ragu dan tidak yakin seperti biasanya. Ragu.
Kasarnya begini :
"Ah buat apa doain orang tua atau saudara yang sudah meninggal, toh juga gak sampai ke mereka..!
"Buat apa ada tahlilan buat si mayit, toh juga gak sampai ke mereka..!
Betul gak?
Mungkin penyebab awalnya karena ada sesorang artis bernama Tengku Wisnu yang diprogram yang dibawakannya dengan Adya Saskia Mecca, saya lupa apa nama acaranya. Karena memang jujur saya memang paling jarang namanya nonton acara televisi.
Tapi apa yang disampaikan oleh Tengku Wisnu ini akhirnya menimbulkan perdebatan, saya liat dimedia-media. Postingan-postingan teman-teman facebook saya. Beliau bilang bahwa membaca fatihah dengan maksud mengirimkan mayit itu tidak akan sampai dan itu dalam agama dianggap bid'ah.
Sedikit hal bisa saya simpulkan adalah, alangkah bijaknya ketika seseorang yang tau agama atau yang masih dalam proses belajar agama, jangan terlalu mudah membid'ahkan sesuatu. Kalopun itu bidah biarlah mereka-mereka yang memang berkompeten dibidangnya untuk memutuskan itu bid'ah atau bukan.
Saya tak membahas apa itu bid'ah, bagi yang belum tau bisa searching sendiri atau tanya ke mereka-mereka yang paham soal agama. Yang pasti intinya bid'ah itu adalah perbuatan mengada-adakan sesutu yang sebelumnya tidak ada dalam tuntunan Rasulullah. Dalam hal ini berkaitan dengan ibadah.
Saya itu bukan orang yang paham dalil, yang saya tau cuma se iprit dan saya harus tanya-tanya kemereka yang lebih tau, jika ada hal membuat saya ragu. Yang memang paham dengan agama. Sedikit yang saya tau bahwa memang terdapat perbedaan pendapat ulama tentang masalah ini, saya tak akan membahas lebih dalam, karena ini diluar kemampuan otak saya untuk menjelaskan.
Tentang apa yang disampaikan oleh Tengku Wisnu. Beberapa orang yang paham agama ditulisannya mengatakan bahwa. "Saya yakin, posisi Teuku Wisnu belum pada posisi Ahludz Dzikri dan mungkin baru tahu sedikit dalil. Melengkapinya dengan kearifan bagian dari Sunnah Rasul. Jangan sampai karena saking semangatnya menjalankan Sunnah, kita justru melanggar Sunnah".
Nah,... bukankah justru yang begitu yang dikatakan bid'ah..." Walahualam, hanya Allah Swt yang lebih tau.
Namun satu hal yang bikin salut kepada beliau adalah Teuku Wisnu yang berani berhijrah. Di saat para ulama yang dalilnya segudang, masih susah sekedar meninggalkan rokok. Berlomba-lomba menjalankan sunah, tapi kebanyakan sunah yang dipilih adalah sunah yang enak-enaknya saja, seperti poligami. Padahal masih banyak sunah-sunah yang lain.
Ngomong-ngomong Ini artikel sudah ngetem lama didraft sekitar 1 bulan yang lalu, sengaja baru saya posting dengan beberapa alasan. Selain itu memang karena terjadi perbedaan pendapat dengan beberapa orang yang saya kenal. Jadi dari pada menimbulkan konflik, lebih baik saya tahan dulu untuk posting.
Dimana mereka adalah orang-orang yang sedang semangat-semangatnya belajar agama. Dan dari padangan saya sebagaimanapun kita menjelaskan pendapat kita. Mereka gak akan terima. Karena menurut mereka, apa yang mereka tau dan diajarkan adalah yang paling benar.
Satu kalimat yang selalu mereka dengungkan, yang terkadang mamaksa bibir saya untuk tetap tertutup rapat adalah "Dit, agama itu nggak pake logika, tapi pake dalil...!" Langsung ngjleeeb rasanya pas dengar kata-kata itu.
Seperti yang sudah saya katakan diatas, Satu harapan saya, mungkin juga sebagian besar dari orang-orang yang berpikiran sama dengan saya. Berhati-hatilah mengeluarkan sebuah statement yang bisa membuat sebuah perdebatan apalagi yang berhubungan dengan khilafiyah. (Baca Khilafiyah)
Dan, sekalipun sesuatu itu memang salah atau memang bid'ah menurut yang dia tau. Cukup bid'ahkan untuk diri sendiri saja, jangan bid'ahkan buat orang lain. Sampai mereka yang berkompeten dibidangnya itu memutuskan itu bid'ah atau bukan. Dalam hal ini mereka adalah para ulama.
Satu hal lagi, tulisan ini hanya opini saya pribadi, jika ada salah saya mohon maaf.
Tapi apa yang disampaikan oleh Tengku Wisnu ini akhirnya menimbulkan perdebatan, saya liat dimedia-media. Postingan-postingan teman-teman facebook saya. Beliau bilang bahwa membaca fatihah dengan maksud mengirimkan mayit itu tidak akan sampai dan itu dalam agama dianggap bid'ah.
Sedikit hal bisa saya simpulkan adalah, alangkah bijaknya ketika seseorang yang tau agama atau yang masih dalam proses belajar agama, jangan terlalu mudah membid'ahkan sesuatu. Kalopun itu bidah biarlah mereka-mereka yang memang berkompeten dibidangnya untuk memutuskan itu bid'ah atau bukan.
Saya tak membahas apa itu bid'ah, bagi yang belum tau bisa searching sendiri atau tanya ke mereka-mereka yang paham soal agama. Yang pasti intinya bid'ah itu adalah perbuatan mengada-adakan sesutu yang sebelumnya tidak ada dalam tuntunan Rasulullah. Dalam hal ini berkaitan dengan ibadah.
Saya itu bukan orang yang paham dalil, yang saya tau cuma se iprit dan saya harus tanya-tanya kemereka yang lebih tau, jika ada hal membuat saya ragu. Yang memang paham dengan agama. Sedikit yang saya tau bahwa memang terdapat perbedaan pendapat ulama tentang masalah ini, saya tak akan membahas lebih dalam, karena ini diluar kemampuan otak saya untuk menjelaskan.
Tentang apa yang disampaikan oleh Tengku Wisnu. Beberapa orang yang paham agama ditulisannya mengatakan bahwa. "Saya yakin, posisi Teuku Wisnu belum pada posisi Ahludz Dzikri dan mungkin baru tahu sedikit dalil. Melengkapinya dengan kearifan bagian dari Sunnah Rasul. Jangan sampai karena saking semangatnya menjalankan Sunnah, kita justru melanggar Sunnah".
Nah,... bukankah justru yang begitu yang dikatakan bid'ah..." Walahualam, hanya Allah Swt yang lebih tau.
Namun satu hal yang bikin salut kepada beliau adalah Teuku Wisnu yang berani berhijrah. Di saat para ulama yang dalilnya segudang, masih susah sekedar meninggalkan rokok. Berlomba-lomba menjalankan sunah, tapi kebanyakan sunah yang dipilih adalah sunah yang enak-enaknya saja, seperti poligami. Padahal masih banyak sunah-sunah yang lain.
Ngomong-ngomong Ini artikel sudah ngetem lama didraft sekitar 1 bulan yang lalu, sengaja baru saya posting dengan beberapa alasan. Selain itu memang karena terjadi perbedaan pendapat dengan beberapa orang yang saya kenal. Jadi dari pada menimbulkan konflik, lebih baik saya tahan dulu untuk posting.
Dimana mereka adalah orang-orang yang sedang semangat-semangatnya belajar agama. Dan dari padangan saya sebagaimanapun kita menjelaskan pendapat kita. Mereka gak akan terima. Karena menurut mereka, apa yang mereka tau dan diajarkan adalah yang paling benar.
Satu kalimat yang selalu mereka dengungkan, yang terkadang mamaksa bibir saya untuk tetap tertutup rapat adalah "Dit, agama itu nggak pake logika, tapi pake dalil...!" Langsung ngjleeeb rasanya pas dengar kata-kata itu.
Seperti yang sudah saya katakan diatas, Satu harapan saya, mungkin juga sebagian besar dari orang-orang yang berpikiran sama dengan saya. Berhati-hatilah mengeluarkan sebuah statement yang bisa membuat sebuah perdebatan apalagi yang berhubungan dengan khilafiyah. (Baca Khilafiyah)
Dan, sekalipun sesuatu itu memang salah atau memang bid'ah menurut yang dia tau. Cukup bid'ahkan untuk diri sendiri saja, jangan bid'ahkan buat orang lain. Sampai mereka yang berkompeten dibidangnya itu memutuskan itu bid'ah atau bukan. Dalam hal ini mereka adalah para ulama.
Satu hal lagi, tulisan ini hanya opini saya pribadi, jika ada salah saya mohon maaf.
Terima kasih
Tag :
OPINI
16 Komentar untuk "Please..! Jangan Bilang Itu Bid'ah"
bagus mba opini-nya :)
Hal-hal kayak gini sensitif banget sih, dan susah menemui ujungnya.
Apa ya, no comment deh, hehe.
Apanya yang bagus....???? ☺
Salah satu perkara yang nggak ada habis2nya untuk diperdebatkan sampe hari kiamat. Lebih baik kita menghindari debat, sekalipun kita berada di posisi yang benar. Saya no comment. Tapi satu hal untuk om wisnu, saya salut banget, beliau hijrah total meninggalkan gemerlap dunia artis menuju hidup penuh sunnah Rosululloh......
Iya sech, bahas masalah begini mah sensitif banget :S
Pada dasarnya saya itu gak suka debat, hanya saja suka jenggah liat mereka terlihat terlalu memihak salah satu pandangan saja, seolang dia yg paling benar tanpa bisa meneriama pendapat orang lain.
Apalagi kalo berbicara soal khilafiyah, gak ada yang bisa mengaku paling benar, karena masing2 orang punya dalil :D
Ini salah satu hal yang ngebuat umat islam lamban berkembang....umat lain udah ngomongin cara ke bulan kita masih ngomongin yang itu-itu aja...cabai deh
Upps... hati2. Jangan sampai juga kita hanya bisa dan tau cara ke bulan. Ketika di tanya sama anak, Pa bid'ah itu apa sech? Noh gak bisa jawab. Malukan... bakalan back to basic lagi dunk nya nantinya.
Masalah ngomongin perkembangan teknologi dan lain sebagainya itu ada bagian tersendiri lagi mas. Jadi jangan beranggapan ketika orang berbicara tentang yg beginian dianggap gak tau apa2 tentang yang lain.
Intinya semuanya harus sejalan :D. Agama tau dan yang lain juga tau :)
paling seru kalau sudah ngomongin soal i'tiqad (keyakinan) dalam hal ini tentu tentang Islam, kutipan menarik dari sabda rasulullah : "Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghurabaa' (orang-orang asing).”
bicara soal bid'ah kita tidak boleh melihatnya hanya dari satu sisi saja seperti berdasar definisi, sangat perlu mengulas juga sejarahnya. kalau kita coba kembali lihat sejarah perjuangan islam di indonesia, bagaimana metode para ulama mensyiarkan islam ditanah jawa? yaitu melalui tradisi/ budaya. Disisipkannya nilai islam didalamnya sehingga islam diterima dengan baik. Imbasnya s/d sekarang jawa identik dengan islam kejawennya. (itupun bid'ah) tapi, why? kenapa menggunakan metode tsb jika itu bid'ah?,
apakah ulama (wali) ketika itu sengaja, lalu meninggalkan begitu saja tanpa kemudian meluruskan? tentu tidak. sebelum para wali hendak meluruskan aqidah yang tidak murni tsb. sayangnya belanda keburu datang & menjajah indonesia.
saya pribadi menanggapi hal ini sederhana, kalau tidak ada bid'ah, kalau tidak ada penyalah gunaan, kalau semua manusia itu sudah berjalan pada track-nya sesuai yang Allah harapkan. lantas bagaimana cara umat setelah rasulullah ibadah (beramal sholeh?
waduh,, kalau bisa kata2 bid'ah jangan sering diucapkan ya mbak, malah nanti jadi perdebatan yg gk ada ujungnya
entah lah
*Diskusi ditutup* hehehehe loch siapa gue :p
kemana nih mbak DP. lagi konser kali ya. komentar udah kayak laporan gini belum juga direspon. sakit! sakitnya tuh disini...
Mas hendri. Hahaha...
Saya gak bisa komentar apa2 pak hendri. Cuma baca komen trus gumam. Hmmmm.....
Saya paling jarang ngomongin soal beginian. Hanya saja biasanya akan saya tulis, karena memang blog tempat saya bercerita. Hehehe...
Hehe... ditutup aja lebih bagus :D