Tradisi Menyambut Ramadhan Yang Menyimpang Dari Yang di Syariatkan

Datye.Com | LAGI yang saya tulis adalah artikel yang berhubungan dengan Ramadhan, pertama karena memang Alhamdulillah tinggal beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan bulan tercinta Ramadhan. Dan kesempatan juga bagi kita untuk saling mengingatkan antara sesama teman-teman dan saudara-saudara kita seiman, walaupun hanya sekedar lewat tulisan pendek yang saya tulis diblog ini. Semoga bisa bermanfaat. Aamiin..

Banyak cara yang dilakukan olah kaum muslimin untuk menyambut kedatangannya, baca Sebentar Lagi Tamu Tercinta Hadir. Tapi banyak diantara kita menyambutnya dengan cara-cara yang menyimpang dari yang syariatkan. Saya bukan pakar agama yang bisa menjelaskan secara detail, menjelaskan dalil-dalil yang melarangnya dan lain sebagainya. Tapi secara basic agama dan kasat mata saja sebenarnya orang awan juga bisa menilai bahwa itu salah. kita ambil beberapa contoh saja, ada yang begadang, pesta dan lain-lain.

Dan kalo saya dulu waktu masih kuliah di sumbar padang, ada yang menjadi kebiasaan masyarakat disana ketika menjelang Ramadhan, namanya belimau. saya pernah diajak. Saya ikut melihat karena penasaran, tapi saya tidak ikut ritual yang mereka lakukan. Balimau itu atau disebut “HARI BALIMAU” artinya hari membersihkan diri, mandi untuk mensucikan diri sebelum masuk ke bulan suci ramadhan.

Balimau sebenarnya bukanlah adat Minang Kabau. Namun ia merupakan tradisi yang telah berlaku secara turun temurun semenjak zaman Belanda. Ini merupakan sebuah ritual, dimana di hari terakhir bulan Sya’ban masyarakat melakukan mandi dan keramas dengan dedaunan/bunga rampai yang biasa di sebut “Kasai”, hingga kadang hari balimau disebut juga dengan hari “Bakasai”. Kebiasaan ini didukung oleh kaum adat dan kaum agama, karena niatnya untuk membersihkan diri dari segala dosa sebelum memasuki bulan Ramadhan. Karena bulan ramadhan adalah bulan yang suci, maka umat islam harus masuk ke dalamnya dalam keadaan bersih dan suci.

Seiring berjalannya waktu, semakin tahun nilai-nilai dalam tradisi ini semakin bergeser. Dan beberapa tahun terakhir ini balimau bukanlah lagi bertujuan untuk membersihkan diri. Bagi generasi muda tradisi balimau dijadikan ajang untuk hura-hura. Bahkan untuk pergi pacaran. Balimau tidak lagi dilakukan di tepian mandi masing-masing, atau di kamar mandi sendiri. 

Namun masyarakat terutama generasi muda melakukannya di tempat pemandian umum, seperti di objek wisata, danau ataupun sungai dan tempat-tempat wisata lainnya. Kita jangan kaget ketika menyaksikan sehari menjelang puasa, jalanan ramai, objek-objek wisata biasanya penuh didatangi pengunjung. Di beberapa ritual belimau tak jarang saya liat antar laki-laki dan perempuan pun sudah bercampur baur. Itu sudah jelas-jelas salah besar.

Jadi lebih baik jangan pernah mau menjalankan sebuah ritual-ritual yang masih meragukan, meskipun tujuannya baik. Apalagi ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya sama sekali dalam agama kita.

Jadi ayok kita bijak dan berhati-hati dengan tradisi-tradisi yang yang tidak ada tuntunannya. Lebih baik kita tinggalkan dari pada melakukan sesuatu yang menyimpang dari yang di syariatkan agama kita. Apalagi jelas-jelas ritual yang ada didalamnya melanggar aturan-aturan agama. Lebih baik tinggalkan !! Setuju...

Tetap semangat menyambut bulan Ramadhan.
Tag : INSPIRASI, OPINI
2 Komentar untuk "Tradisi Menyambut Ramadhan Yang Menyimpang Dari Yang di Syariatkan"

Kalau ditempat sy ga ada tradisi2 khusus menjelang ramadhan, kecuali cuma satu waktu masih kecil dikampung sy dulu setiap mau bulan puasa pasti pada sibuk keramas itu doang haha
cuma karena jaman dulu ga banyak shampo jadi keramas pakai tanah liat itu doang yg ada dikampung sy dan itupun dilakukan dirumah masing2

Iya memang perlu diuruskan pemahaman dan tindakan kita terhadap semua ritual-ritual gak jelas. Disitulah peran besar ulama

Back To Top