Galau? Jangan Deh!

Datye.Com - Galau itu ketika baju putih yang gue laundry semua berubah jadi abu-abu. hiks hiks. Efek tadi baru bongkar baju-baju yang kemaren dari laundry. Eeh tau gak yang putih-putih pada berubah jadi abu-abu. Mati gue! #Tepok jidat

Setelah sekian lama langganan laundry di tempat yang sama, baru pertama ngalami. Apa gue camplaint aja kali ya? Entahlah.. lah wong liat muka pekerja laundry itu aja sudah bikin gue iba. Boro-boro mau complaint. Hhhmmm... Sepertinya gue harus nyuci ulang sendiri aja lagi.

Koq jadi masalah baju yang dibahas? Sudah, anggap aja itu intermezo, karena hubungannya juga gak jauh-jauh dari namanya galau. Oke

Baiklah, mari kita ke topik utama. Galau? Jangan deh!

"Siapa yang pernah ngalamin galau? Hayoo, ngaku! 

 
Pasti hampir dari semua kita pasti sudah pernah merasakan namanya galau, pun saya juga. Sering banget malah.

"Apa sih galau itu?"

 
Galau itu kondisi dimana kepala kita sedang dipenuhi berbagai macam hal, simpelnya kacau ndak karuan rasa gitulah. Hubungannya pasti gak jauh-jauh dengan namanya perasaan yang katanya kadang kacau dan rumit.

Kalo sudah galau, biasanya rumit dan rasanya kacau bangeeet. Padahal gak semua urusan perasaan yang kacau itu sama dengan galau. Maksudnya? Contoh, rindunya seorang ibu ke anak atau sebaliknya. Sederhana. Rasanya terlalu berlebihan kalo perasaan seperti itu dikatakan galau.

Hanya saja kita terkadang mendefinisikan galau itu dengan sesuatu yang sangat random, amburadul, rumiit banget seperti benang kusut. Seolah-olah perasaan galau itu bisa membuat masa depan kita akan suram seutuhnya.

Dan anehnya, hampir semua definisi galau yang ada, selalu dihubungan dan ditempelkan lekat-lekat dengan namanya cinta dengan mahluk namanya manusia. "Galau mikir jodoh misalnya?"

Pertanyaan : “Apa kita diberikan ruang ke-galauan itu hanya untuk urusan cinta-cintaan saja?
“Nggak bukan?

Padahal seharusnya cinta sejati itu tidaklah cengeng, melainkan tegar dan mulia. Mampu menumbuhkan kekuatan setegar batu karang dan kelembutannya sehalus sutra. Kita saja yang selalu mendefinisikan cinta sebagai sesuatu yang galau dengan sesuatu yang melo-melo durjana.

"Kalo memang urusan perasaan itu rumit?"

Sebenarnya kerumitan itu muncul karena sendirinya atau justru kita sendirilah yang menumbuhkan kesimpulan-kesimpulan yang ndak jelas itu?

Untuk yang masih jomblo seperti saya. Hihi..
Katanya jomblo itu mirip sekali dengan radikal bebas yang kereaktifannya untuk menemukan pasangan, bisa menghancurkan tubuh secara perlahan-lahan. "Berat banget yak bahasanya?" Intinya begitulah.

Hati-hati! Itu artinya kita butuh banya antioksidan. Tapi galau itu gak juga seperti penyakit AIDS yang tidak terobati. "Trus antioksidannya apa?" Perbanyak puasa dan dzikir, sibukkan diri dengan hal-hal yang positif, dan carilah lingkungan berkembang yang kondusif. Oke guys!



"Pernikahan dan kematian itu ibarat alarm besar untuk diri sendiri"
“Giliran gue kapan?”

Nah lho, ternyata gak cuma pernikahan dan urusan cinta-cinta yang bikin kita galau. Kalo kita sering galau dengan urusan yang namanya cinta-cintaan. “Udah pernah galau juga belum untuk urusan mati?”

Sama halnya jodoh, matipun adalah sebuah kepastian. Maka, sudah sejauh mana persiapan kita menjemput kematian yang pasti akan menjemput kita....?! Mari tanyakan pada diri kita masing-masing. Terima kasih



"Obat galau cuma satu, dzikrullah"
#ArRad28
#MuslimahMoveOn
Kalo ini muka galau gak? Ha-Ha-Ha
2 Komentar untuk "Galau? Jangan Deh!"

Hmmm, tapi nyatanya banyak orang yang mendefinisikan galau itu tentang putus cinta dan sebagainya... Padahal ada galau yang paling besar, yakni galau sama dosa dan kesalahan ya... Bener nggak tuh ya bu hajah???

Bener sekali,
Aduuuh terimakasih doanya mas, semoga bisa naik haji secepatnya. Aaminn

Back To Top