Samandayu, Selamat Jalan dan Semoga Kamu Tenang di Sana

Datye.Com - Untuk kesekian kalinya saya merasa kehilangan. Kehilangan sesuatu yang membuat hati saya seperti terdapat sebuah ruang kosong dan saya tak bisa mengisinya dengan sesuatu yang lain. Karena sesuatu itu sangat istimewa dan berbeda.

Samandayu, Selamat Jalan dan Semoga Kamu Tenang di Sana

"Kehilangan?

Hampir dari kita pernah merasakannya. Dan saat ini saya merasa kehilangan satu sosok yang berharga meskipun dia tak pernah saya lihat secara langsung.

"Lho koq bisa?

Yaa… karena sosok ini pernah membuat saya jatuh cinta dengan tulisan-tulisan yang selalu dia posting di social media. Sebut saja dia seorang blogger, penulis atau apalah namanya. Intinya dia menghasilkan sebuah tulisan, sebuah karya yang yang berbekas dan akan diingat.

Tak selalu soal cinta yang dia tulis, tapi apa saja yang ingin dia tulis. Dia masihlah sangat muda, tampan berbakat dan berbeda dari kebanyakan blogger atau penulis yang saya tau. Dia selalu jadi diri sendiri ketika menulis tanpa pernah perduli seperti apa pandangan orang lain padanya.

Prinsipnya, Kalian suka tulisan saya? Ya silakan baca. Nggak suka silahkan menyingkir.

Sekalipun dia berbeda dari kebanyak blogger atau penulis kebanyakan, dia tetap menjadi salah satu best blogger yang pernah saya kenal.

Mungkin kalian berpikir saya jatuh cinta dengannya? Nggak sama sekali. Seperti saya katakan di awal dia ada salah satu blogger favorit yang pernah saya kenal dan tulisannya selalu membuat saya tertarik dan selalu membuat saya selalu ingin menulis juga.

“Seberapa dekat saya dengan dia?”
  Nggak dekat sama sekali.

“Seperti apa hubungan saya dengan dia?”
  Sebatas seorang penggemar dan idola.

“Apa kita pernah komunikasi?”
  Beberapa kali.

Saya yang pertama kali mengirimkan pesan pribadi ke dia. Waktu itu dia masih aktif menulis di Kompasiana dan di lintas berita. Melalui artikel yang sering dia posting di Kompasiana awal tau dia.

Tulisannya selalu mendapatkan vote yang banyak dan sering headline di sana. Meskipun dia sering sekali bertentangan dengan penulis-penulis yang lain. Tapi pada akhirnya dia memutuskan berhenti menulis disana, katanya sih dengan alasan pribadi.

Ingaaat banget, pesan saya kirim ke dia. Yang intinya bertanya bagaimana dia selalu bisa menulis dengan baik dan bagaimana setiap kata yang dia tulis selalu tertata dengan rapi dan setiap pesan yang ingin dia sampaikan melalui tulisan selalu bisa tertangkap dengan baik kesetiap pembacanya. Terbukti dari banyaknya vote yang selalu bisa dia dapatkan diartikel yang dia posting.

Pesan inbok saya selalu di balas, meskipun kadang saya harus menunggu beberapa lama. Singkat, padat dan jelas itu selalu jadi responnya. Dia bilang “Kalo sudah terbiasa menulis, 12 menitpun kamu sudah bisa bikin satu artikel menarik yang cukup panjang.”

“Tulis saja apa yang ada di kepalamu dit,..
“Gak usah mikir bagus atau nggak tulisan kamu". Balasan pesan inbok saya yang lain.

Dan sejak itu saya selalu berusaha menulis semua yang ada dalam pikiran saya, hasilnya saya selalu bisa membuat artikel dari pikiran saya sendiri. Tanpa pernah malu dan berpikir “Aahh… tulisan saya jelek, bakalan di tertawain yang baca nih”.

Namanya Wawan Kurniawan. Biasanya di panggil Samandayu. Samandayu adalah nama yang selalu dia pakai di hampir semua social media yang dia gunakan.

Dia sudah pergi untuk selamanya. Tanggal 11 September 2016 yang lalu, tepatnya 12: 40. Itu informasi yang saya dapatkan di Social media yaitu di facebook yang biasa dia gunakan. Awalnya saya pikir adalah hoax, tapi setelah saya konfirmasi sendiri dengan ponakannya ternyata benar dia telah meninggal karena sakit.

“Ahh…. Sempat tak percaya, nggak mungkin. Saya pikir.
"Dia kan masih mudah banget?”

Memang beberapa kali saya baca postingan yang dia tulis, katanya dia sedang sakit. Tapi saya pikir hanya sakit-sakit biasa. Punya keinginan untuk bertanya. Tapi saya pikir nggak usahlah. Nggak enak, nanti di pikir saya terobsesi karena wajahnya yang tampan. #Skip

***

Samandayu, Selamat Jalan dan Semoga Kamu Tenang di Sana
Novel pertamanya yang berjudul “Baper In Love” awal bulan Oktober 2016 ini akan di rilis. Tapi sayang penulisnya tak bisa melihat dan merasakan hasil jerih payahnya.

Aah.. kita sayangan dia, tapi ternyata Allah lebih sayang dia. Yang pasti dia sudah meninggalkan sesuatu yang berharga buat keluarganya dan pastinya juga ada hal yang selalu bisa kita ingat tentang dia.

Jika kita meninggal mungkin hanya akan meninggalkan nama dan rasa sedih buat keluarga. Tapi dia bisa meninggalkan sebuah karya, berbekas dan akan selalu jadi tanda nyata bahwa dia pernah ada di dunia ini.

“Leave your mark on the world!

Dan itu sudah dia lakukan melalui setiap tulisan-tulisan dia yang pernah ada.

Inilah hidup, kita memang tak pernah tau kapan giliran kita untuk dipanggil. Hidup ini seperti sebuah antriaaan yang sangat, sangat panjang. Yaitu mengantri mati. Samandayu mungkin sudah dipanggil duluan, dan kita semua tinggal menunggu giliran. Giliran kapan kita akan dipanggil.

Dan bisa saja sedetik, semenit kedepan, besok, lusa adalah giliran kita. Saat ini yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya bekal yang akan kita bawa nantinya disana.

Sekali lagi teruntuk Samandayu. Selamat jalan, semoga kamu tenang disana dan di tempatkan di tempat yang terindah dan terbaik oleh Allah SWT. Aamiin.
10 Komentar untuk "Samandayu, Selamat Jalan dan Semoga Kamu Tenang di Sana"

cerita novelnya sangat mengena di hati ... :(

Aaamiiin, saya belum tau mba Dita. Coba kau tuliskan barang 1 paragraph karya beliau...

Yah namanya umur siapa yang tau ya mba,...

Sy juga ngefans dia pas dia nulis dikompasiana & merasa kehilangan saat dia cabut dr sana.. dan kaget sekali saat dikompasiana ada berita ini... smoga Allah memberi tempat terbaik amin

Samandayu,,,

Penulis berkacamata yang karyanya tak akan mudah dilupa...

Selamat jalan,, semoga kamu tenang dialam sana...

Ini bukan cerita novel mas, ini beneran. Hmm...

Next ya mas, sudah pada lupa soalnya. Kalo novel terakhirnya sudah keluar sy coba review deh.

Saya ngefans sm dia sejak dia kompasiana e, cuma sejak dia cabut dari sana. Ngikutin dia nulis di blog sm di facebook aja.

Iya sy juga shock, rasa gak percaya pas tau dia meninggal.

Tau dia juga ya? Kacamata ciri khasnya banget :D

Inalillahi wainahirijiun, ajal tidak ada yang tahu, kapan dia datang,,

Jadi terharu, teringat kata pepatah gajah mati meninggalkan gading, penulis mati meninggalkan karya tulisannya,
Karya mu tak akan pernah mati gengs.


Selamat jalan "samandayu" semoga tenang disana.

Baru ngeh, kalau samandayu udah RIP, pantesan kok ilang blognya.Kita sering komen-komenan, di blog samandayu. Soalnya dia memang anak sastra Jepang di UPI, angkatan atas saya. Kok, nggak kedengeran nasibnya, tahu-tahu udah...

Back To Top