Please Stop Tanya Kapan!

Please Stop Tanya Kapan!
Datye.Com - Ketika ngumpul bareng, apalagi sama teman-teman lama, yang jarang bertemu. Ketika bertemu pasti sering kali, bahkan mungkin pertanyaan yang gak akan pernah tertinggal dari mereka adalah “Kapan nikah?

Pun saya selalu ditanya begitu ketika bertemu dengan teman-teman yang sudah pada memiliki keluarga, atau katakanlah yang seumuran saya.  Sekali, dua kali bukan masalah buat saya, hanya saja selalu menjadi muak dan merasa terganggu ketika pertanyaan-pertanyaan itu selalu saya dengar setiap kali kita jumpa atau sekedar bertanya kabar.

Beberapa teman sekolah, setiap kali bertanya kabar ke saya, pertanyaan yang pertanyaan pertama selalu muncul kesaya pertanyaan ya itu itu saja “Kapan lu nikah? Jangan kelamaan, nanti keburu tua. Sumpah rasanya pengen gue lempar-lempar tuh hp ke muka nya dia. Untung dianya gak lagi di depan saya.

Sekali lagi please, menikah itu bukan lomba siapa yang cepat dia yang menang. “Siapa sih yang gak mau menikah, punya keluarga baru trus punya anak?. Pasti maulah ya.

Hanya saja setiap orang punya pertimbangan sendiri ketika akan memtuskan menikah. Ada sebagian dari teman-teman mungkin memutuskan menikah karena takut keburu tua. Ada menikah karena memang kebelet menikah. Ada yang menikah untuk menghindari dari hal-hal yang tidak seharusnya, seperti pacaran dan alasan-alasan lainnya.

Well, masing-masing memang punya alasan tersendiri. Terserah karena itu yang menjadi pilihan mereka. Tapi pun saya begitu, saya punya alasan tersendiri mengapa saya belum memutuskan untuk menikah sampai sekarang.

Pertama bisa jadi karena memang Tuhan belum mengizinkan saya menikah, Hehe. Selain itu seperti yang saya katakan sebelumnya menikah itu bukan sebuah perlombaan. Dimana siapa yang sampai lebih dulu dia yang menang.

Pernikahan butuh modal, bukan modal pengen cepet-cepet doaang! 

Nikah sangat-sangat butuh modal, selain modal pendalaman agama dan modal pendidikan, modal materi juga butuh, terutama pasca awal-awal menikah, meskipun mungkin hanya mampu ngontrak rumah dan hanya bisa makan sekali sehari atau hanya bisa beli motor bekas.

Ketika kita direstui orang tua untuk menikah, itu berarti orang tua juga sudah percaya bahwa kita sudah mampu untuk hidup mandiri.

Katakanlah kita berasal dari keluarga yang punya atau berkecukupan, atau misalnya bisa difasilitasi oleh orang tua. Tidak salah memang, tapi rasanya sedikit memalukan buat saya pribadi.

Selain itu cobalah bayangkan, orang tua sudah merawat kita sedari kita kecil, hingga pada akhirnya kita menikah dan membangun keluarga sendiri. Dan setelah menikah. Apa kita masih tega harus merepotkan mereka? Mereka mungkin tidak keberatan. Tapi apa kamu gak malu?

Selain itu menikah itu amat-amat sangat perlu untuk di rencanakan, masih banyak hal yang kita lakukan sebelum menikah, misalnya membantu orang tua, menuntut ilmu buat bekal menikah dan mendidik anak nanti, mengejar cita-cita, menjadi orang yang bermanfaat dan lain sebagainya.

Punya keluarga itu harus direncanakan juga harus dipersiapkan guys. Mau punya anak kapan, sudah siap secara finansial dan psikis kah kita untuk menerima rezeki dari Allah SWT yang berupa anak, atau sudah adakah ilmu untuk mendidik anak kita nanti agar kelak ia menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

Sekali lagi nikah itu bukan sekedar modal pengen cepet-cepet halal dan melampiaskan nafsu, lalu cepet-cepet punya anak. Tapi lupa bahwa semua itu butuh persiapan.

Kembali pada diri sendiri, tanya diri sendiri, sudah siapkan saya menikah? Atau sudah saya rencanakan dengan baikkah? Atau mungkin kita pengen cepet-cepet nikah  karena sekedar baper.

Hhmmm. Jangan sampai pada akhirnya ternyata perceraian menjadi keputusan yang sangat disesalkan ketika pernikahan menjadi sesuatu yang disesalkan. Ini fakta, banyak contoh nyata. Dimana pernikahan cuma bertahan hitungan tahun bahkan cuma hitungan bulan. Akhirnya menikah berkali-kali.  Please katakan no untuk pernikahan berkali-kali!

Tanya mengapa pernikahan mereka gagal? Pasti ada yang salah disana. Bisa saja "Persiapan" yang tidak jadi pertimbangan ketika akan menikah. Baca #persiapan_menikah

Jadi buat yang sudah menikah bersyukurlah dan please mengerti juga ketika sebagian kami belum memutuskan menikah. Mungkin kami punya pertimbangan sendiri. Apa yang saya tulis diatas mungkin saja adalah alasan mengapa kami belum memutuskan untuk menikah.

Atau memang Allah belum memberikan kami izin untuk menikah? Hehe… Bisa jadi. Akhir kata please stop tanya kapan kami menikah! Karena itu terkadang membuat kami gerah dan bisa saja murkah. Ha-Ha-Ha

Terima kasih dan semoga tidak ada yang tersinggung
Tag : OPINI, SHARING
15 Komentar untuk "Please Stop Tanya Kapan!"

Iya mbak setuju banget..
walaupun pas ngelihat temen kita bahagia sama pasanganya yg halal terkadang hati ini ingin segera :D Hehehe

betul tuh mba, kalau udah menikah sih beda lagi urusannya sama namanya pacaran, jadi harus di persiapkan dan direncanakan dengan baik :D

Dita, hapenya jangan dilempar, please buat saya aja, hahaha 😂...

Kalau saya waktu lagi mbujang datang ke hajatan sendirian, nggak ditanya kapan nikah, tapi ditanyanya "kapan nyusul???"... Masih mending pas datangnya ke nikahan, nah kalau pas lagi ngelayat, ditanyain kayak gitu,... N

Hahaha..
Gue jadiin ayam penyeet tuh orang yg nanya. Hahaha

Jangan, ayam goreng ja, lagi sedap, betul... betul... betul

sepakat dengan bahwa pernikahan butuh perencanaan, tetapi jika kemudian terlalu sebegitunya juga nggak baik, apalagi udah sesuai(diwajibkan) oleh aturan agama.
Komitmen menikah untuk IBADAH KEPADA-NYA, itu kata kunci untuk dapat mengharmoniskan rumah tangga mah, sederhananya mah...sholat-sholat...sholat berjamaah bersama suami dan keluarga harus/wajib dilakukan, sebab dengan sholat dan selalu berdoa atas keluarga kepada-NYA, insyaallah semua ketakutanmu pada pernikahan akan berbalik, bahwa menikah itu indah dan surga dunia akan didapatkan, dan insyaallah surga akherat akan juga didapatkan bersama seluruh keluarga kita....gimana?

lumayan buat tambahan argumen kalo ditanya "KAPAN NIKAH?"

Betul sekali Mang Lembu..
Dan semoga bisa, terima kasih buat wejangannya. Hehehe..

Betul,gue setuju dengan artikel mu dita.
Apalagi laki2 banyak hal yang difikirkan sebelum memutuskan menikah,

Back To Top