Sosok Itu Ada, It's In Ra Dream (Part 2)

Saatnya tidur!

“… Ini apa ya?”

“Koq, terasa melayang... melayang..”

Tempat ini lagi. “Mimpiku…!” Apa itu artinya?” Ra melihat toko yang itu lagi dan dengan kondisi sama. Ra berjalan masuk ke toko tersebut. Toko sebelumnya, yang satu-satunya terbuka.

“Permisi…” Ra masuk.

“Tak mungkin ada orang juga kan?”

Braaak….” Ra mendengar suara. Dan satu sosok yang dia liat sebelumnya muncul lagi dengan senyumnya yang menawan.

“Hai…” Kamu datang lagi? Katanya.

“Ayo masuk sini..! Ajaknya.

Nyata, padahal ini mimpi. Ra melayang kesini lagi, dan bertemu dengannya lagi.

“Kamu benaran ada di sini rupanya? Tanya Ra lagi.

“Bicara apa kamu? Aku kan memang selalu ada disini…”

“Tapi… Ini kan….?

“Di dalam mimpi…” Dia memotong ucapan Ra.

“Mimpi..” Gumam Ra.

Dia sambil tersenyum, berjalan masuk ke salah satu ruangan lagi yang di penuhi dengan bunga-bunga juga. Ra mencium aroma wangi bunga disini. Menghirupnya dalam-dalam. Menenangkan sekali.

“Jadi maksud kamu, Aku ini tidak nyata? Cuma penghuni mimpi kamu? Tanya dia lagi sambil merapikan beberapa bunga di ruangan tersebut.

“Sepertinya sih..? Apa ya…. Tepatnya. Imajinasi mimpi mungkin?”

“Imajinasi mimpi? Hmmm…. Dia tercenung sejenak.

“Oya namaku Betra, Kamu?

“Ra, Raya…”

“Oke, Ra. Jadi menurut kamu. Aku yang berdiri di depan kamu sekarang. Cuma ada di dalam bawah sadar kamu? Gitu?" Tanya dia lagi.

Ra mengangguk.

“Oke… yang tadi pertanyaan pertama. Dan yang kedua. “Seandainya aku benar ada di dalam alam bawah sadar kamu. Kamu harusnya tau apa yang lagi aku pikirkan sekarang bukan? Dia menyondongkan kepalanya ke arah Ra.

“Ituu…” Ra bingung.

“Aku nggak tau.. Aku kan bukan peramal? Memangnya kamu lagi memikirkan apa?”

Betra dan Ra bercerita banyak hal termasuk mengapa toko di sana cuma satu yang terbuka padahal banyak toko yang lain yang ada disekitar sana.

“Aku juga tidak tau mengapa cuma toko ini yang terbuka dan sepertiya aku satu-satunya yang ada di sekitar sini? Kamu satu-satunya orang yang pernah datang kesini sejak aku tiba-tiba ada di toko ini? Tapi disini menyenangkan dan aku suka.” Lanjut Betra lagi sambil tersenyum ke arah Ra.

“Tapi, Ra…”

“Aku nggak tau pasti sudah berapa lama aku di sini? Tapi rasanya cukup lama. Sampai aku merasa kesepian sekarang….”

Ahh… Sesaat. Entah kenapa, Ra melihat sebuah kesedihan di mata Betra.

“Kalau begitu, biar aku yang menemani kamu selama disini, Betra?”

“Setidaknya sampai aku terbangun…”Lanjut Ra tersenyum ke Betra.

Betra terdiam sejenak dan menatap Ra. Lalu tersenyum. “Kalau begitu cerita semua tentang kamu, Ra…”


***

Jadi….”

“Aku anak satu-satunya dari keluargku. Umurku saat ini 22 tahun ini. Masih kuliah. Kedua orang tuaku lebih banyak diluar negeri mengurus bisnis mereka. Singkat kata aku di tinggal sendiri. Dan beruntung di rumah ada sahabatku Naila yang setia menemani aku dirumah.”

“Terus, apa hidup kamu sekarang bahagia, Ra?

“Haa.. Bahagia?” Hahaha…. Ra tertawa keras.

“Bicara apa sih kamu?” Tentu saja aku bahagia!”

“Tinggal dirumah yang mewah, kehidupan yang damai… mana mungkin aku tidak bahagia?

“Lagi pula pertanyaan apa itu? Mendalam sekali?”

Betra hanya tersenyum sambil menyilangkan tangannya ke dada.

“Hmmm…” Menurutku. Pertanyaanku tadi tidak ada jawabannya. Itu pertanyaan sederhana, Tapi jawabannya bisa kemana-mana. Karena setiap orang lahir dengan membawa masalahnya masing-masing, Ra.”

“Dan, tidak ada yang benar-benar bahagia di dunia ini. Paling nggak menurut aku sih, Ra..”

“Kamu ini…” Benar-benar berada di alam bawah sadar aku, ya?”

“Tapi kok bisa pintar begini ya? Ujar si Ra, sambil memajukan kepalanya ke arah Betra lebih dekat.

“Ya… setelah kamu bilang begitu. Sebenarnya aku kesulitan mencari seseorang yang bisa membuat aku tertarik. Singkatnya aku kesulitan mencari pasangan.

“Heee, Masa? Kata Betra sambil menutup mulut tak percaya.

“Mengapa bisa? Padahal kamu cantik begini….” Jangan-jangan kamu pemilih ya atau play girl?”

“Apa sih…?” Aku cuma kesulitan mencari seorang yang bisa melabuhkan hatiku.!” Seru Ra setengah berteriak.

“Apapun namanya. Play girl, pemilih, periang, pemurung… semuanya. Punya kesulitannya masing-masing…”

“Aneh ya?” Aku bisa berbicara banyak ke kamu, mendalam lagi. Padahal dalam mimpi?” Walaupun nggak ngerti sih..? Hihi… Betra menjentik kepala Ra dengan jari.

“Dasar…!” Seru Raya.

***

Kriing… kring… kring….!

Bunyi alarm membangunkan Ra. Terduduk.

“Mimpi itu lagi? Batin Ra. Namanya Betra. Kamu dari mana? Mengapa kamu muncul terus di dalam mimpiku?

“Apa selanjutnya…..? “Kalau aku tidur, apa aku bisa bertemu kamu lagi?” Gumam Ra.

Waktu sudah jam 7 pagi.

“Kkkyyaaa…..!! Aku ada kuliah pagi ini!” Mati aku…!

“Gara-gara mimpi laki-laki itu lagi, jadinya bangun kesiangan kan?”

Ra menyambar handuk dan berlari kekamar mandi.

Harusnya Naila membangunkan Ra seperti biasa kalau Ra bangun kesiangan. Tapi hari ini Naila sedang tidak tidur di rumah. Katanya mau balik kerumah dulu, rindu sama orang tuanya.

“Hhmmm…. Naila. Kamu harus kembali kerumah ini secepatnya!! Teriak Ra.

Siapa yang akan dengar? Ra kan cuma sendirian di rumah sekarang. Sesampainya di kampus.

“Good Morning, Ra! Suara khas Naila yang selalu riang.

“Morning, Naila? Senang sekali sepertinya? Tanya Ra.

“Dengar, dengar, dengar…!” Noel menelpon ku dan kami berjanji akan dinner bersama malam mini.” Aku senang sekali, Ra.” Aku kira dia tidak akan menelpon aku lagi sejak kita bertemu bertiga minggu lalu.”

Nail bercerita panjang lebar. Dan sepertinya Naila sudah menemukan tambatan hatinya. Ra sebagai sahabat juga selalu berharap sahabatnya itu bisa mendapatkan sosok yang memang benar-benar menyukai Naila apa adanya.


***

“Naila, malam ini kamu tidur di rumahku lagi kan?

“Yes…” Jawab Naila.

“Naila, bagaimana kelanjutan hubungan kamu dengan Si Noel? Kamu suka Noel kan?

“Di bilang suka sih…. Sepertinya kita lebih cocok jadi teman deh…” Aku rasa juga Noel juga saat ini lebih nyaman kalau kita berdua berteman.” Dan aku rasa hubungan pertemanan kami berdua sudah lebih dari cukup, Ra.”

“Ra… Maaf!” Aku bukannya mau memonopoli Noel. Misalkan Noel suka dengan kamu, aku nggak masalah.”

“Tapi…” Kata-kata Naila terputus.

“Tapi apa, Nail?

“Kamu itu mudah sekali bosan, Ra?”

Ra melotot ke arah Naila.

“Kalau misalnya dia jadian dengan kamu dan hubungan kalian nggak berjalan dengan baik. Hasilnya pasti nggak akan baik buat kita bertiga. Dan aku pasti akan kehilangan hubungan pertemanan dengan Noel juga. Aku nggak mau hal itu terjadi, Ra.” Ucap Nail lagi.

“Memang aku sejahat itu, Nail?”

“Iya, iyaaaaa….! Seru Nail sambil berlari menjauh dari Ra. Mereka kejar-kejaran di taman depan kampus. Tertawa.

“Kan aku cuma jawab pertanyaan kamu dengan jujur, Ra…? Teriak Nail lagi.

***

Sesampainya di rumah Ra. Seperti biasa Ra dan Nail selalu berbincang-bincang sambil nonton apa saja yang bisa di tonton. Padahal terkadang tidak di tonton sama sekali, cuma agar rumah tidak terasa sepi saja. Berbagi cerita masalah masing-masing lebih menarik buat mereka berdua. Sepertinya?

“Katanya kamu mau cerita soal mimpi kamu, Ra? Bagaimana kelanjutannya?” Tanya Naila.

Ra sesaat terdiam, tercenung.
 
 
.... Continue to part 3
Tag : CERBUNG
0 Komentar untuk "Sosok Itu Ada, It's In Ra Dream (Part 2) "

Back To Top